Potret Remaja Putri di Zaman Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Potret Remaja Putri di Zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 1 Jumadil Awal 1445 H / 14 November 2023 M.
Kajian Tentang Potret Remaja Putri di Zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, selain sebagai istri Nabi, juga merupakan wanita yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi. Kebersamaannya dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam betul-betul dimanfaatkan oleh Aisyah Radhiyallahu ‘Anha untuk merekam banyak potret kehidupan Nabi, bahkan yang tidak diketahui oleh orang lain. Beliau menjadi rujukan bagi para kaum laki-laki dalam hal hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Banyak sahabat yang datang kepada Aisyah untuk bertanya perihal kehidupan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Aisyah memiliki kecerdasan dan kecakapan luar biasa, berbeda dengan wanita-wanita pada umumnya. Hal ini karena beliau sudah diasah sejak kecil oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kita tahu usia beliau masih sangat muda saat membina rumah tangga dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yaitu lebih kurang delapan tahun lima bulan.
Dibawah bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Aisyah tampil sebagai seorang penuntut ilmu yang tidak pernah berhenti belajar di dalam madrasah nubuwwah. Beliau menimba ilmu langsung dari sumbernya, menjadikannya sebagai perawi yang banyak meriwayatkan hadits dan memiliki keunggulan dalam berbagai cabang ilmu, seperti ilmu fikih, kesehatan, bahkan syair Arab. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha tercatat sebagai perawi yang meriwayatkan lebih dari 1.200 hadits yang telah disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim, 174 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Bukhari, dan 54 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Sehingga, ketika para sahabat, terutama yang senior, menghadapi permasalahan dalam hal agama, mereka tidak segan untuk datang dan merujuk kepada pendapat Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Aisyah memiliki pandangan fikih yang independen, tidak mengikuti pendapat orang lain. Beliau juga memiliki kemampuan untuk istinbath al-ahkam (mengambil kesimpulan hukum) dari hadits-hadits yang beliau riwayatkan sendiri. Sesuai dengan kaidah “Seorang rawi (perawi) lebih tahu apa yang dia riwayatkan.” Ada orang yang meriwayatkan hadits, tapi tidak mengerti apa hadits yang dia hafal. Adapun Aisyah, beliau adalah seorang sahabiah yang faqih, memiliki pemahaman yang mendalam terhadap ilmu-ilmu syar’i.
Kelebihan lainnya adalah kemampuannya menyampaikan ilmu kepada orang lain. Semua kelebihan ini menunjukkan bahwa Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, sebagai seorang remaja putri pada saat itu, sangat memiliki bakat yang luar biasa
Kita tahu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat pada saat Aisyah masih berada di puncak usia remaja. Artinya, beliau sudah mampu memikul banyak tanggung jawab, tugas, dan pekerjaan yang sebenarnya merupakan tugas orang dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa Aisyah memiliki kematangan pikiran di atas usianya. Meskipun masih remaja, beliau bisa berpikir layaknya seorang dewasa yang matang.
Aisyah tergolong wanita yang sangat alim dan fakih di antara wanita-wanita lainnya. Az-Zuhri pernah berkata: “Jika ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh wanita lain, maka ilmu Aisyah lebih utama.” Ini adalah pengakuan dari seorang ulama seperti Az-Zuhri. Demikian juga Atha’ juga mengatakan bahwa Aisyah adalah wanita yang paling fakih, dan pendapat-pendapatnya paling membawa kemaslahatan untuk orang banyak.
Abu Musa Al-Asy’ari menyatakan: “Tidaklah kami kebingungan tentang suatu hadits lalu kami bertanya kepada Aisyah, kecuali kami mendapatkan jawaban darinya.”
Demikianlah Aisyah, sebagai seorang ulama dari kalangan wanita. Beliau adalah guru bagi para sahabat lainnya. Beliau bisa menyerap ilmu yang diperoleh dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengajarkannya kepada yang lain.
Maka sebenarnya banyak remaja putri yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Namun, kadang-kadang potensinya masih mentah karena tidak dikembangkan. Atau misalnya dikatakan kepadanya: “Kamu cukup mengurus dapur saja, kamu cukup mengurus rumah saja,” karena masih ada pandangan bahwa wanita sebatas menjadi ibu rumah tangga. Namun, seperti Aisyah, yang juga seorang ibu rumah tangga, beliau mengurus rumah tangga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kita tahu bahwa Nabi terakhir sering bermalam di rumah Aisyah dan dirawat olehnya. Meskipun sebagai ibu rumah tangga, tapi itu tidak menghalanginya untuk memahami agama (tafaqquh fiddin). Beliau banyak menghafal hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena tidak semua orang yang hidup di zaman Nabi menghafal hadits Nabi.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53594-potret-remaja-putri-di-zaman-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/